Sabtu, 28 Mei 2011

Sepenggal Kisah Cinta

Bahagia ku arungi bersama
Setiap detik setiap menit dalam hari- hariku penuh dengan canda tawa
Tak ada waktu tuk melupakan memori indah itu
Masa lalu bukan hanya sekedar kenangan

Telah ku temukan tempatku berlabuh
Dermaga penuh eksotika cinta
Berdua kami genggam erat tangan
Janji- janji terurai manis

Indah memang terasa indah
Tertanam kepastian yang menggebu dalam dada
Bola mata itu menatap indah bagai kristal murni
Mengisyaratkan kekuatan cinta yang terpendam dalam jiwa

Kau sambut aku dengan kasih cintamu
Senyum terpancar elok dari raut wajah
Ku pilih hati damai mu
Tuk temani hati sepiku
Bersama kami menatap indahnya dunia
Seakan segala gundahku telah terjawab semua

Di sudutkan kenyataan...

Hatiku kembali tergetar
Ku simak curahan hati seorang sahabat
Ku dengar, ku resapi
Sedetik, dua detik dan detik selanjutnya
Seolah tenggelam bersama penatnya

Ia merasa disudutkan kenyataan
Kisah sang ayah dan anak
Tak ada rasa kasih dan sayang
Ucapannya begitu dingin,tak patut di dengar, tak patut di tiru

Ku beralih menatap wajahnya
Sembab dimatanya menandakan perih di hatinya
Membunuh karakter dan perasaan
Seolah rapuh terserang hama kehidupan

Bebannya terurai dalam pikiranku
Sejenak ku berfikir
Mencoba menarik nafas dalam- dalam
Secercah harapan ku sampaikan untuknya

Rangkaian menjadi bait- demi bait
Rangkaian kata menjadi sebuah kalimat
Thanks sahabat
I'm sorry Sahabat
Karangan puisi, kisah kehidupanmu

BURAM

Sisi buram masih menyelimuti hidupku
Semua mata menyipit, memandangku penuh amarah
Menghakimi ku tanpa ampun
Mengolok- olok tanpa jeda
Seolah ragaku penuh lumuran dosa

Mereka anggap aku yang salah
Menudingku  penuh murka
Menamparku tanpa iba
Menginjak harga diri dengan paksa

Bodoh...
Tolol...
Sok suci...

Telingaku penuh dengan cacian busuk
Mulutku bungkam, telapak tanganku mengepal
Hatiku penuh ambisi untuk melenyapkan mereka
Masih mengharap kekuatan maha dasyat menghinggapiku
Agar ku mampu membalas

Mereka selalu melihat sisi kehidupanku buram dan kelam
Tak berwarna, Tak berhiaskan apapun
Merasa hebat, merasa kuat itulah mereka
Tak berhati dan tak berperasaan

Manusia Keparat

Ucapanmu tak pernah bermakna
Kau nikmati setiap dosa yang kau perbuat
Kau sapa semua orang dengan kata- kata kasarmu
Kau limpahkan semua kesalahanmu pada orang tak berdosa

Bersembunyi dibalik jilbab suci
Bertingkah bagai manusia tanpa adab
Entah dimana moralmu itu...
Mengharap hormat namun cibiran yang kau dapat

Akal sehatmu lenyap
Urat malumu putus
Kau hina setiap orang tanpa sebab
Itulah kau manusia keparat!

Tanpa malu kau tatap dunia
Kau harus sadar, dunia tak ingin menatapmu lebih dalam
Memang kau wanita berhati iblis
Khianat, kau selalu lakukan
Munafik, itulah sifatmu
Pecundang, itulah dirimu
Wahai kau manusia keparat!

Aku Bagai Debu

Lelah hati membuatku rapuh
Mencoba berdiri namun jatuh kembali
Tak berdaya menantang hidup
Tak kuasa menahan amarah

Terkikis kekejaman zaman
Terenggut penuh paksa
Mencoba melawan namun gagal
Bersembunyi aku dibalik tirai kehinaan

Menjerit namun tiada yang mendengar
Luluh, lebur oleh cibiran keji
Hina wajahku meratap
Terhempas dalam jurang kenestapaan

Terombang ambing dalam keterpurukan
Ingin berontak...
Ingin menangis...
Ingin mengumpat, namun apa daya
Kini terdampar bisu bagai debu

- Hancur_

Hari- hariku kelam, aku kehilangan sinarnya
Hatiku tandus bagai lautan gurun berpasir
Ragaku terisolasi dalam penjara suci
Jiwaku hambar, hatiku pilu

Merintih, menjerit, aku tak berdaya
Menangis sendiri tanpa teman sejati
Luka di hati, tak mampu terobati
Batinku tersayat tanpa henti
Tak ada yang mengerti, tak ada yang peduli

Kenyataan pahit harus ku alami bertubi- tubi
Tuhan...!! Aku lemah di hadapanMu
Aku kehilangan arah hidup
Jatuh tertindas dan kalah

Cacian, makian selalu ku dapat
Ku tak mampu bertahan, ku tak sanggup hadapi semua
Terlalu sakit tuk dirasakan,
Terlalu pedih tuk diingat

Aku hancur, hancur, dan hancur
Hingga tak ada yang mampu mengenaliku

Sabtu, 21 Mei 2011

Si Pencuri Hati...

Hai kau....!! si pencuri hati
Aku tak tau bagaimana caramu mencuri hati,dan aku tak tau mengapa kau sampai berhasil mencuri hati ini.
Kau mengendap-endap dengan perlahan tapi pasti
Mencari celah untuk memasuki lubang di hati

Menjelajah seisi ruang sanubari
Dan kau tancapkan benih-benih cinta di jiwa
Matamu indah bagai bintang di langit
Dan gelombang cintamu tak mampu ku hindari

Ku terlena karna cintamu yang memabukkan
Dengan perlahan kau beri aku arti cinta sesungguhnya
Pesonamu tak mampu ku abaikan
Kini ku terjerat cintamu

Kau tawan hatiku, seolah aku penjahat kelas kakap
Kau jebloskan ku ke dalam dasar lubuk hati mu
Kau bawa pergi hati ku,
Dan ku terpanah asmaramu
Hai kau ...!! si pencuri hati

Selasa, 17 Mei 2011

My Imagination

Penaku masih saja menari indah di atas sehelai kertas putih suci. Imajinasiku bebas tak terikat. Jauh terbang melayang mengikuti arah mata angin. Mengawang tinggi menembus nirwana.
Ku ciptakan kata demi kata,ku rangkai menjadi sebuah kalimat, lalu ku satukan menjadi bait- bait yang indah. Dalam lamunanku yang diiringi rintik air hujan, tersimpan sebongkah harapan penuh makna.

Aku berjuang keras menggapai harapan penuh makna itu. Tak ada seorang pun mampu menghalangiku. Ku tepikan pikiran negatifku,agar ia tak menggangguku. Tak kenal lelah, tak kenal letih.

Tak peduli cacian, makian dari mulut orang- orang tak berhati. Tak gentar diriku berdiri sendiri, tanpa tepuk tangan orang- orang terkasih. Tak ada air mata yang jatuh membasahi bumi ilahi.Aku yakin, aku mampu. Kan ku juangkan sampai darah terakhirku berhenti menetes.

Ku ingin menatap, menantang orang- orang yang dulu  memandang rendah harga diriku. Tercengang penuh ketidak percayaan. Biar mereka tau rasa, biar mereka sadar aku bukan orang yang kalah.
Ku tatap mereka penuh percaya diri. Dala hatiku berkata " akhirnya ku berhasil membalikkan keadaan". Kini mereka yang hina,malu dan tertunduk pilu.

Lalu mereka serentak mengemis maaf padaku.
Ku hirup udara segar setelah rintik hujan berhenti menangis. Ku nikmati secangkir teh hangat, yang mampu tenangkan pikirannku.Serta lepaskan penat yang membelenggu.
Imajinasiku masih saja asyik melayang bebas, menembus batas cakrawala.
Ku biarkan ia menemukan inspirasinya. Dan ku kembali menuangkan apa yang tersaji dalam imajinasiku ke dalam kertas putih belum ternoda.

I.B.L.I.S.!!

Diam kau..!!
Hentakku menggelegar, tatapanku dipenuhi oleh segudang kebencian,Kau buat aku muak bukan main.Mengapa kau masih berdiri di hadapanku? tanyaku penuh amarah. Lalu ia berkata padaku "Aku ingin kau ikut bersamaku, berkumpul bersama umatmu yang telah berhasil ku perdaya".
Hahahaha......
Aku mendengar iblis itu tertawa lepas tak terkendali. Aku semakin geram,namua aku tak mampu berbuat apa- apa. Aku lari, lari dan terus berlari, seolah Sang Izroil tengah memburu nyawaku.

Aku mencari celah untuk persembunyian sementara, Dan akhirnya ku temukan tempat yang aman. Yang terlihat tak layak huni , namun ku paksakan langkah ku tuk tetap masuk. Berharap iblis itu kehilangan jejakku!!
Aku pun menarik napas , dan membuang setengah karbondioksidaku,
Aku letih, napasku terengah- engah
Jantungku berdetak tak beraturan,
Keringatku mengucur deras.
Aku pun teriak dalam dinginnya ruang ini...

Hentikan..!!
Hentikan..!! Kataku penuh kesal'

Iblis itu kembali di hadapanku, seolah tak mau kalah oleh egoku. Dan untuk kedua kalinya ku tanya kembali pada iblis keparat itu,
Untuk apa kau menemuiku lagi? Lalu ia menjawab dengan setengah putus asa karna belum berhasil merayuku, " aku ingin kau pergi bersamaku".

Enyahlah kau dari hadapanku..!!Seru pintaku'
Tak sudi aku mendekat pada lembah dosa itu,apalagi harus ikut turut bersamamu,
Pergi kau makhluk jahanam !!
Pergi kau makhluk keparat  !!
Pergi kau makhluk laknat  !!

Dukaku...

Kedua kakiku lemah, tak mampu menopang raga ini
Terjatuh dan tersungkur aku lemah tak berdaya
Samar- samar terdengar shalawat yang mengalun dengan tenang
Terlihat jasad itu telah renta dimakan usia

Dialah nenekku yang telah terbujur kaku
Tak ada kata yang terucap dari bibir ini
Seisi ruang hening
Dan semua mata seolah menatapku penuh iba

Aku masih terdiam seribu bahasa
Seakan tak percaya dengan kenyataan pahit ini
Hatikku meraung histeris
Dan dadaku penuh sesak

Ragaku letih lunglai
Pikiranku buyar,melayang entah kemana
Isak tangisku pun tak kunjung usai
Jiwaku larut dalam dukaku

Dan Aku Bangkit

Ku telah temukan secercah harapan
Yang hampir pudar di telan ombak keegoisan hidup
Tak ada lagi air mata yang akan terjatuh sia- sia
Tak ada lagi jiwa yang lemah

Lenyap sudah semua beban pikiran
Kini berubah menjadi keyakinan yang kuat
Kan ku rajut kembali jalan hidupku ini
Yang sempat terhenti sejenak

Sisa- sisa energi itu kembali terkumpul
Seolah nyawa dan raga telah kembali menyatu
Tanganku mengepal erat
Dan semangatku memuncak

Aku kembali dari keterpurukan
Mulai menatap setiap apa yang ada di hadapan
Aku beranjak,
Aku berdiri,
Dan aku bangkit...

Senin, 16 Mei 2011

Salahkah Aku?

Salahkah aku dalam kenestapaan ini?
Salahkah aku bila menginginkan yang terbaik?
Semua orang memandangku sinis
Penuh kebusukan dalam diri


Seandainya nasibku seberuntung mereka yang bergelimang harta
Seandainya semmudah itu membalikkan keadaan
Seandainya hidupku bak tuan putri raja
Semua asaku kan terpenuhi


Emosi membumbung tinggi
Harga diriku tercabik
Aku terjerat oleh ego
Jatuh terinjak dalam kehampaan


Aku meratapi diri penuh sedih
Gelisah aku bertanya dalam hati
Terdiam bisu , termenung sepi
Mengapa hidupku setragis ini?
Salahkah aku?